spot_img
spot_img
BerandaARTIKELMerah Putih di Tiang Tempelan yang Sepi

Merah Putih di Tiang Tempelan yang Sepi

Oleh Edi Anwar Asfar

Agustus datang lagi. Angin musim kemerdekaan bertiup pelan, membawa aroma masa lalu yang seharusnya menggugah ingatan kita pada darah, keringat, dan air mata para pejuang. Namun, di banyak sudut kampung dan kota, kemerdekaan tampak berjalan seperti hari-hari biasa. Tidak ada denyut yang menggetarkan hati, tidak ada kilau sakral yang semestinya melekat di tanggal 17 yang sakti itu.

Bendera merah putih memang berkibar — tapi sering kali hanya menempel seadanya di tiang listrik, atau bersandar lelah di teras rumah. Terkadang warnanya pudar, ujungnya robek, dan kainnya berdebu, seolah ikut merasakan penurunan semangat bangsa yang mengibarkannya.

Ironisnya, di gedung-gedung pemerintahan, bendera itu berkibar gagah, disokong anggaran negara. Tapi di rumah-rumah warga, bendera hanya menjadi “hiasan musiman” — muncul di pertengahan Agustus, lalu cepat-cepat dilipat dan disimpan entah di mana, menunggu tahun depan. Di pesta-pesta rakyat, marawa, spanduk, dan balon warna-warni justru lebih mencolok ketimbang sang merah putih.

Padahal, bendera bukan sekadar kain dua warna. Ia adalah lambang eksistensi negara. Ia simbol kedaulatan, harga diri, dan keberanian bangsa. Ia adalah saksi bisu dari pertempuran panjang merebut kemerdekaan — dari parit-parit perlawanan di desa, hingga diplomasi di meja perundingan.

bendera
Rumah megah, tiang bendera nempel di pagar seadanya.

Namun kini, ia seperti “tamu” yang tidak diistimewakan di rumah sendiri. Kita lupa bahwa bendera ini dulunya dikibarkan di tengah dentuman meriam dan hujan peluru. Kita lupa bahwa bendera ini pernah disembunyikan, dijahit dengan tangan gemetar, dan dikibarkan di tengah ancaman maut.

Iklan

Jika bendera hanya dibiarkan “menempel seadanya”, bukankah kita sedang mengikis makna kemerdekaan itu sendiri?

Bendera bukan sekadar simbol fisik.

Bendera adalah tanda kedaulatan yang melekat pada identitas bangsa. Memperlakukan bendera dengan hormat adalah bentuk penghormatan kepada negara dan para pejuang kemerdekaan.

Kewajiban Warga Negara, tidak cukup hanya mengibarkan, tapi juga menjaga kebersihan, kerapian, dan kondisi bendera. Memasang bendera yang kusam atau robek sama saja dengan memperlihatkan sikap abai terhadap martabat negara.

 Penempatan bendera di tempat yang layak — bukan sekadar tempelan di tiang seadanya — memberi teladan kepada generasi muda tentang bagaimana menghargai simbol negara.

Iklan

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read

DUKCAPIL

Related News