spot_img
spot_img
BerandaEKONOMIInovasi Batik Gambir oleh UMKM Lima Puluh Kota

Inovasi Batik Gambir oleh UMKM Lima Puluh Kota

Kabupaten Limapuluh Kota di Sumatera Barat selama ini dikenal sebagai daerah penghasil gambir terbesar di Indonesia. Gambir, terutama dalam bentuk ekstrak getahnya, telah menjadi komoditas ekspor unggulan dari daerah ini. Namun, pemanfaatan gambir kini tidak hanya sebatas bahan baku ekspor, melainkan telah merambah ke sektor industri kreatif, khususnya fashion.

Melalui inovasi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), gambir kini dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami untuk membatik. Produk batik gambir ini mengangkat motif-motif khas budaya Minangkabau seperti rumah gadang, rangkiang, ukiran tradisional, serta elemen keindahan alam.

Sebagian besar batik gambir diproduksi oleh industri kecil menengah (IKM) dan industri rumah tangga (IRT) yang tersebar di wilayah Limapuluh Kota. Inovasi ini menjadi bentuk diversifikasi produk dari sekadar ekstrak getah menjadi barang jadi bernilai tinggi.

“Produksi Batik Gambir, selain untuk memberdayakan IKM, juga menjadi terobosan penganekaragaman produksi. Ini tentu meningkatkan nilai tambah produk gambir,” jelas Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin.

Daya Tarik di Apkasi Otonomi Expo 2022

Keunikan batik gambir menarik perhatian publik dalam gelaran Apkasi Otonomi Expo 2022 di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Produk batik tulis berbahan gambir dari Limapuluh Kota mendapat sorotan pengunjung, pengusaha tekstil, dan perancang busana.

Iklan

Salah satu pengusaha batik ternama asal Pekalongan, Ahmad Failasuf, menyatakan ketertarikannya terhadap batik gambir.

“Saya tertarik untuk tahu lebih dekat batik gambir, karena pas lewat ada yang bilang tentang batik yang khas,” ujar Ahmad Failasuf, Rabu (21/7/2022).

“Batik gambir sangat mungkin untuk dikembangkan. Saya ingin menjajaki kerja sama pengembangannya,” lanjutnya.

Kontribusi Ekspor Gambir dari Limapuluh Kota

Gambir merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia. Data menunjukkan bahwa total ekspor gambir nasional mencapai 18.000 ton per tahun dengan nilai mencapai USD 55 juta. Kabupaten Limapuluh Kota menyumbang sekitar 50 persen dari total produksi nasional.

Ekstrak getah gambir yang mengandung zat tanin sangat diminati pasar internasional, menjadikan komoditas ini sebagai salah satu penyumbang devisa dari sektor pertanian.

Sejarah dan Keunggulan Tanaman Gambir

Tanaman gambir telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Limapuluh Kota sejak masa kolonial Belanda pada awal 1800-an. Tercatat sejak 1883, gambir banyak dibudidayakan di lereng Gunung Bongsu, termasuk di desa-desa seperti Mungka, Sarilamak, Lubuk Tingko, Taram, dan Halaban.

Saat itu, hampir seluruh rentangan gunung dipenuhi kebun gambir yang dikelola masyarakat secara mandiri. Tanaman ini menjadi sumber utama kemakmuran masyarakat lokal karena permintaan global yang tinggi.

Gambir dikenal sebagai tanaman keras yang mampu berproduksi hingga 80 tahun dengan perawatan yang baik. Tanaman ini mengandung berbagai zat bermanfaat seperti katekin, tanin, flavonoid, lemak, lilin, dan lendir, menjadikannya tanaman serbaguna dengan nilai ekonomi tinggi.

Potensi Besar Pengembangan Batik Gambir

Melalui pemanfaatan gambir sebagai pewarna alami batik, UMKM Limapuluh Kota tidak hanya menciptakan produk bernilai seni, tetapi juga memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan petani serta pengrajin. Sinergi antara kekayaan alam, budaya lokal, dan kreativitas pengusaha menjadi kunci dalam membangun ekonomi daerah berbasis potensi lokal.

Dengan dukungan pemerintah dan minat dari pelaku industri fashion nasional, batik gambir berpeluang besar menjadi ikon baru dalam industri tekstil Indonesia.

Iklan

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read

DUKCAPIL

Related News